Aller anfang istschwer : semua permulaan itu sukar.
Maka mari menyaksikan, mendengarkan, mengamati, menyerap semuanya. Dan suatu proses pembelajaranpun terjadi secara tidak sengaja.
Perbaikan memang tidak terjadi dalam satu malam.
Sepuluh tahun mungkin waktu yang lama menurut kalender, tapi dalam pembangunan nasional, satu dekade itu bukan apa-apa.
Kita memerlukan kearifan dan semangat baru untuk mengelola kekayaan alam, karena dengan begitu, kita memberi makna lebih baik pada hidup ini. Dengan hati dan akal sehat.
Lalu, siapakah yang bertugas untuk itu? Bukan hanya Kementrian Pariwisata ataupun Departemen Pendidikan Nasional, tapi juga masing-masing kita, satu persatu.
Seperti Pahlawan.
Semangatnya untuk melindungi - betapapun lemahnya. Semangatnya untuk hidup - betapapun pendek usianya.
Seperti Relawan.
Menghindari sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, kecuali kalau kita percaya bahkan kebodohan adalah suatu kepandaian, kemiskinan adalah suatu kekayaan, dan kelemahan adalah suatu kekuatan. Entah kata siapa.
Jangan sampai hati kita membatu, menjadi keras. Tertutup dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Hati Indonesia yang biasa terbuka seperti laut dan pantainya, seharusnya telah terbiasa dan terlatih menerima apapun kepada dunia. Karena dengan keberanian memberi dan menerima, kita sanggup mencintai.
Selamat Hari Bumi.
Bumiku hijau madani, langitku biru hadapi!